Friday, May 7, 2010






Kesenian Barong atau lebih dikenal dengan kesenian Barongan merupakan kesenian khas Jawa Tengah. Akan tetapi dari beberapa daerah yang ada di Jawa Tengah Kabupaten Blora lah yang secara kuantitas, keberadaannya lebih banyak bila dibandingkan dengan Kabupaten lainnya.

Seni Barong merupakan salah satu kesenian rakyat yang amat populer dikalangan masyarakat Blora, terutama masyarakat pedesaan. Didalam seni Barong tercermin sifat-sifat kerakyatan masyarakat Blora, seperti sifat : spontanitas, kekeluargaan, kesederhanaan, kasar, keras, kompak, dan keberanian yang dilandasi kebenaran.

Barongan dalam kesenian barongan adalah suatu pelengkapan yang dibuat menyerupai Singo Barong atau Singa besar sebagai penguasa hutan angker dan sangat buas.

Adapun tokoh Singobarong dalam cerita barongan disebut juga GEMBONG AMIJOYO yang berarti harimau besar yang berkuasa.

Kesenian Barongan berbentuk tarian kelompok, yang menirukan keperkasaan gerak seekor Singa Raksasa. Peranan Singo Barong secara totalitas didalam penyajian merupakan tokoh yang sangat dominan, disamping ada beberapa tokoh yang tidak dapat dipisahkan yaitu :

1. Bujangganong / Pujonggo Anom

2. Joko Lodro / Gendruwo

3. Pasukan berkuda / reog

4. Noyontoko

5. Untub

Selain tokoh tersebut diatas pementasan kesenian barongan juga dilengkapi beberapa perlengkapan yang berfungsi sebagai instrumen musik antara lain : Kendang,Gedhuk, Bonang, Saron, Demung dan Kempul. Seiring dengan perkembangan jaman ada beberapa penambahan instrumen modern yaitu berupa Drum, Terompet, Kendang besar dan Keyboards. Adakalanya dalam beberapa pementasan sering dipadukan dengan kesenian campur sari.

Kesenian barongan bersumber dari hikayat Panji, yaitu suatu cerita yang diawali dari iring-iringan prajurit berkuda mengawal Raden Panji Asmarabangun / Pujonggo Anom dan Singo Barong.

Adapun secara singkat dapat diceritakan sebagai berikut :

“ Prabu Klana Sawandana dari Kabupaten Bantarangin jatuh cinta kepada Dewi Sekartaji putri dari Raja Kediri, maka diperintahlah Patih Bujangganong / Pujonggo Anom untuk meminangnya. Keberangkatannya disertai 144 prajurit berkuda yang dipimpin oleh empat orang perwira diantaranya : Kuda Larean, Kuda Panagar, Kuda Panyisih dan Kuda sangsangan. Sampai di hutan Wengkar rombongan Prajurit Bantarangin dihadang oleh Singo Barong sebagai penjelmaan dari Adipati Gembong Amijoyo yang ditugasi menjaga keamanan di perbatasan. Terjadilah perselisihan yang memuncak menjadi peperangan yang sengit. Semua Prajurit dari Bantarangin dapat ditaklukkan oleh Singo Barong, akan tetapi keempat perwiranya dapat lolos dan melapor kepada Sang Adipati Klana Sawandana. Pada saat itu juga ada dua orang Puno Kawan Raden Panji Asmara Bangun dari Jenggala bernama Lurah Noyontoko dan Untub juga mempunyai tujuan yang sama yaitu diutus R. Panji untuk melamar Dewi Sekar Taji. Namun setelah sampai dihutan Wengker, Noyontoko dan Untub mendapatkan rintangan dari Singo Barong yang melarang keduanya utuk melanjutkan perjalanan, namun keduanya saling ngotot sehingga terjadilah peperangan. Namun Noyontoko dan Untub merasa kewalahan sehingga mendatangkan saudara sepeguruannya yaitu Joko Lodro dari Kedung Srengenge. Akhirnya Singo Barong dapat ditaklukkan dan dibunuh. Akan tetapi Singo Barong memiliki kesaktian. Meskipun sudah mati asal disumbari ia dapat hidup kembali. Peristiwa ini kemudian dilaporkan ke R. Panji, kemudian berangkatlah R. Panji dengan rasa marah ingin menghadapi Singo Barong. Pada saat yang hampir bersamaan Adipati Klana Sawendono juga menerima laporan dari Bujangganong ( Pujang Anom ) yang dikalahkan oleh Singo Barong. Dengan rasa amarah Adipati Klana Sawendada mencabut pusaka andalannya, yaitu berupa Pecut Samandiman dan berangkat menuju hutan Wengker untuk membunuh Singo Barong. Setelah sampai di Hutan Wengker dan ketemu dengan Singo Barong, maka tak terhindarkan pertempuran yang sengit antara Adipati Klana Sawendana melawan Singo Barong. Dengan senjata andalannya Adipati Klana Sawendana dapat menaklukkan Singo Barong dengan senjata andalannya yang berupa Pecut Samandiman. Singo Barong kena Pecut Samandiman menjadi lumpuh tak berdaya.

Akan tetapi berkat kesaktian Adipati Klana Sawendana kekuatan Singo Barong dapat dipulihkan kembali, dengan syarat Singo Barong mau mengantarkan ke Kediri untuk melamar Dewi Sekartaji. Setelah sampai di alun-alun Kediri pasukan tersebut bertemu dengan rombongan Raden Panji yang juga bermaksud untuk meminang Dewi Sekartaji. Perselisihanpun tak terhindarkan, akhirnya terjadilah perang tanding antara Raden Panji dengan Adipati Klana Sawendano, yang akhirnya dimenangkan oleh Raden Panji. Adipati Klana Sawendana berhasil dibunuh sedangkan Singo Barong yang bermaksud membela Adipati Klana Sawendana dikutuk oleh Raden Panji dan tidak dapat berubah wujud lagi menjadi manusia ( Gembong Amijoyo ) lagi. Akhrnya Singo Barong Takhluk dan mengabdikan diri kepada Raden Panji, termasuk prajurit berkuda dan Bujangganong dari Kerajaan Bantarangin.

Kemudian rombongan yang dipimpin Raden Panji melanjutkan perjalanan guna melamar Dewi Sekartaji. Suasana arak-arakan yang dipimpin oleh Singo Barong dan Bujangganong inilah yang menjadi latar belakang keberadaan kesenian Barongan.”

Sunday, May 2, 2010

Tarian Barongan





Tarian Barongan merupakan sejenis tarian rakyat yang menggambarkan kisah-kisah di zaman Nabi Sulaiman a.s. dengan binatang-binatang yang boleh bercakap. Kononnya, seekor harimau telah terlihat seekor burung merak yang sedang mengembangkan ekornya. Apabila terpandang harimau, merak pun melompat di atas kepala harimau dan keduanya terus menari.

Tiba-tiba seorang Juru Iring bernama Garong yang mengiringi Puteri Raja yang sedang menunggang kuda lalu di kawasan itu. Melihatkan kedua haiwan itu menari, Pamong lalu turun dari kudanya dan menari bersama-sama binatang tadi. Tarian ini terus diamalkan dan boleh dilihat di daerah Batu Pahat, Johor dan di negeri Selangor. Di antara alat-alat muzik yang digunakan bagi mengiringi tarian Barongan ialah gong, gendang, dan angklung.

Tarian Barongan dipercayai berkembang di Malaysia sekitar 1722, oleh masyarakat Jawa ke Malaysia. Ketika kerajaan Riau-Lingga hancur, para abdi kerajaan hijrah ke Johor Malaysia dan mengembangkan berbagai kebudayaan Melayu di Malaysia.



Ape pon sejarah di balik barongan ni aku tertarik, sebenarnya masa ni aku pergi menembak saudara aku kawin kat Kluang Darat (Rengit)..kat sini memang perkampungan Jawa majoriti penduduknya memang speaking Jawa abes..ade la 2 3 patah yang aku paham…hehehe..

Ok, berbalik kepada topic barongan ni..seronok sebenarnya kita dapat lihat budaya dan masyarakat yang ada kat malaysia ni….dari Javanese to Mat saleh wannabeist….hehehe

Jual : Barongan Reog Kulit Macan Asli







Barongan Tampak Depan


Detil Mata (Ciri Macan Asli)
Detil Mata (Ciri Macan Asli)


Detil Kuping


Jarak ANtar Kuping 1 jengkal tangan (Macan Besar)

Tampak Belakang (Full rotan, + kayu dadap pilihan)

bara api,barongan






sedikit cerita konon katanya kalo kamu takut ma barongan kamu tingggal ja cabut bulu rambut lalu dsimpan baik2.gimana cara dapat bulu rambut barongan ya terserah kamu,kamu musti susah payah mendapatkannya kalo lagi laper baronganya pasti akan makan kamu tanpa melihat jabatan kamu suer gue gak boong.apalagi dia juga pernah makan bara api,barongan ini juga vegetarian lho,dia pernah makan pisang,semangka,dan buah2an lainnya.IIIIIIIIIIIIIhhhhhhhhh Ngeri Bangettt!!!!!!!!!!!!

kuda lumping







Eh apaan tuh orang orang kok naik kuda,tapi kuda boong!apaan hayo, ya musti kuda lumping,gak salah lagi"orangnya kok Rambutnya Gondrong2 banget sih!Kumis nya juga"pasti pake' rambut pasangan.cory bocorin rahasia orang gondrong2.

barongan???Barongan




Apa itu???barongan???Barongan adalah semacam perpaduan antara kucing,macan,singa.setelah dilihat2 mukanya seperti barong sai n reog ponorogo,barongan ini cuma da di desa q,Ds Tridonorejo Bonang Demak,orang2 musti mengundang barongan ini untuk memeriahkan acara khitanan(sunatan),Grebeg besar,Hari Kemerdekaan,perkawinan,maupun festival.

Reog Ponorogo itu disebut Tari Barongan






Barongan menggambarkan kisah-kisah di zaman Nabi Allah Sulaiman dengan binatang-binatang yang boleh bercakap. Kononnya, seekor harimau telah terlihat seekor burung merak yang sedang mengembangkan ekornya. Apabila terpandang harimau, merak pun melompat di atas kepala harimau dan keduanya terus menari. Tiba-tiba Pamong (Juru Iring) bernama Garong yang mengiringi Puteri Raja yang sedang menunggang kuda lalu di kawasan itu. Pamong lalu turun dari kudanya dan menari bersama-sama binatang tadi. Tarian ini terus diamalkan dan boleh dilihat di daerah Batu Pahat, Johor dan di negeri Selangor.

MALAYSIA BERULAH LAGI




sementara itu di ponorogo sekarang sedang ramai menentang klaim itu. kepala dinas seni budaya mengatakan klo dadak merak reog itu buatan indonesia, dibuat pengrajin ponorogo (hahahaha…. sukurin).dan juga bupati ponorogo saat ini sedang menyelidiki kasus klaim ini karena pemerintah daerah ponorogo sudah mematenkan reog ponorogo, sehingga klo malingsia mau klaim mereka akan menempuh jalur hukum.

sebenarnya apa sih yang dipikirin sama pemerintah malingsia itu? mungkin mereka memang gak punya budaya untuk dilestarikan, sampe2 harus main klaim budaya orang lain.

ayolah, katanya anda adalah negara muslim tapi kok gak jujur sih… .apa susahnya bilang klo reog itu milik indonesia.

"naik syeh".




enari-penari menari selama dua jam sehingga mengalami keadaan bersawai, terpukau dengan kehebatan pergerakan-pergerakan mereka. Ketika mabuk, mereka kekadang akan bermimpi menunggang kuda yang benar sambil menari-nari dengan iringan muzik. Disebabkan itu, mereka mencuba mengejar muzik itu. Keadaan ini dipanggil "naik syeh". Jika keadaan bertambah liar dan tidak dapat dikawali, Tok Bomoh akan mengarahkan pengawal-pengawal yang ditempatkan di setiap sudut gelanggang untuk menangkap dan merebahkan mereka ke tanah, dan seterusnya Tok Bomoh akan membaca jampi untuk memulihkan mereka.


sangat menarik bukan???
hahah
anda pasti ternganga kalo tengok, lg klo ade yg mabuk2 tu
takut pun ade gak

pantang larangnyer adalh x bley diacah, sbb takut akan merebak
hu~~
selalu tgk org yg tgh tengok dok mabuk skali pasal berjangkit mabuknyer

tapi kdg2 tngok mabuknyer cam tipu pun ade gak
kdg2 just utk menarik perhatian org
saje wat2 mabuk
haha
not sure, x pernah kene lg huhu~
tp best la..
klo korang dtg umah aku , aku seret korang tgk benda2 neh
haha

kuda kepang dan mabuk?





tiada kaitan bukan?
haha, tp itulah sbnrnye kuda kepang, dimana dipercayai bahawa ahli2 kuda kepang akan biasanya dirasuk supaya feel tu dtg

Permainan kuda kepang memerlukan sekurang-kurang 25 orang seperti berikut:

* 9 orang penari
* 5 orang pemain muzik
* 2 orang yang bertindak sebagai Pemulih"
* 9 - 15 orang penjaga kawasan.

Bagaimanapun dalam sesuatu persatuan, jumlah ahlinya adalah sebanyak 40 orang. Seorang daripada penari-penari itu bertindak sebagai pemimpin yang dipanggil "Danyang". Pemain-pemain biasanya berpakaian seragam.

peralatan permainan kuda kepang terdiri daripada:

* lima buah angklung
* sebuah gendang
* beberapa gong
* sekurang-kurang sembilan kuda
* sebatang pecut
* serantai tali sepanjang 100 kaki (30 meter).

Saturday, May 1, 2010

Kuda Lumping






Kebetulan eskul (ekstra kurikuler) yang dipilih Ogie, pelajar SLTP Teluk Betung, Bandar Lampung adalah tarian daerah. Namun Ogie tidak menguasai tari Lampung sehingga sebagai ketua rombongan eskul ia mengusulkan latihan tarian daerah Jawa yaitu Jathilan atau Kuda Kepang.

Mula-mula, Ogi dan tiga temannya hanya menggunakan gagang sapu sebagai kudanya, lalu ketika sudah mahir memainkan geraknya, oleh pelatihnya ditingkatkan porsi latihan dengan menggunakan kuda yang dianyam (kepang ) dari bambu.

Karena Lampung relatif banyak orang Jawa dan juga keseniannya, maka tak sukar baginya menyewa peralatan berupa kuda kepang sekaligus kaset pada rombongan kuda kepang yang mati suri alias sepi order.

Ogi mendapatkan kuda bercat hitam, besar dan sangar. Untuk lagu pengiringnya digunakan kaset lagu jawa "Jathilan."

Tari ini memang dinamis, dan suasana menjadi meriah apalagi ditingkahi oleh suara cemeti memecah udara yang dimainkan oleh teman Ogi.

Tetapi ketika irama lagu "ning nang ning gong" mulai dipercepat temponya, Ogi mulai merasakan bahwa kuda-kepangnya semakin terasa berat, bahkan cenderung membangkang gerakan yang diinginkan Ogi. Misalnya, menurut latihan ia harus memutar kuda ke kiri tiba-tiba kuda malahan menyeruduk keluar barisan. Bahkan penunggang merasa anyaman kuda makin berat.

"Tangan dan kaki saya pegal, seperti kesemutan. Lalu pandangan mulai berkunang-kunang. Suara teman-teman makin terdengar sayup, dan akhirnya tangan dan kaki seperti kaku." Begitu pengakuannya Ogie Saputro kepada pakdenya.

Beruntung pak Mul, guru olah raga merangkap kesenian mencium gelagat kurang kondusif dan berada diluar kendali. Iapun maklum, kuda kepang sewaan muridnya ini biasanya “ndadi” dimana penari seperti tidak sadar sehingga mampu makan kembang, padi, bahkan pecahan kaca.

"Saya masih bisa dengar pak Willy bilang, sesampainya dirumah disarankan untuk langsung mandi."

Kemungkinan sang danyang kuda lama tak berlatih, “ia” kangen sehingga saat rumahnya dimainkan anak-anak ia ikutan gatel untuk ngibing. Kemungkinan lain karena pakem tarian aselinya dimodifikasi semena-mena oleh bocah Oggie, sang danyang protes. Maklum anak-anak mereka juga tak perduli dengan persiapan "caos-dahar" atau ubo rampe layaknya sebuah ritual pendahuluan pagelaran tari Kuda Lumping.

"Untung saja Ogi masih doyan nasi, coba kalau doyan beling, bisa berabe saya menyediakan sarapannya setiap hari," kata ibunya (adik saya) sambil mengurut puteranya yang kadang masih menyeringai kesakitan. Ibunya juga sadar apapun makanannya, teh botol minumannya.

sepanjang bengkel






para peserta dari universiti seluruh Malaysia




sepanjang bengkel

kuda kepang





Padahal apa susahnya mencantumkan nama asli dan bangsa pemiliknya. Seperti yang mereka lakukan pada kesenian Kuda Kepang yang kalau di Indonesia lebih dikenal dengan nama Kuda Lumping. Malaysia mencantumkan nama asal kesenian Kuda Kepang dari Jawa. Kenapa tidak dilakukan pada kesenian yang lain seperti Reog Ponorogo, Wayang Kulit, Batik, Angklung, Rendang dll.

Kalau saja mereka lakukan itu maka konflik kedua negara bisa dihindari. Melihat kasus lagu Rasa Sayange yang akhirnya mereka akui sebagai lagu asal Indonesia maka sebaiknya Malaysia segera mengkonfirmasi semua kesenian asal Indonesia yang mereka kira asli milik mereka. Supaya rakyat kedua negara tidak bersitegang seperti sekarang.

Barongan






Setelah gagal mengklaim lagu Rasa Sayange, Malaysia mencoba mengklaim kesenian yang lain. Adalah kesenian rakyat Jawa Timur: Reog Ponorogo yang diklaim Malaysia sebagai kesenian mereka.

Kalau kesenian Wayang Kulit yang mereka klaim tidak diubah namanya maka Reog mungkin karena ada embel embel nama daerah Ponorogo maka namanya diubah menjadi Tarian Barongan. Padahal wujud Reog itu bukan naga seperti Barongsai tapi wujud harimau dan burung merak.

Pelukis Agus Djaya





Ada suasana magis terpancar dari warna biru dan merah Agus Djaya. Sosok-sosok penari yang tampil dalam lukisannya merupakan penampilan suasana ritual dari masyarakat yang maísih sangat dekat dengan alam. Warna biru dan merahnya seperti sudah menemukan karakter tersendiri, sehingga merupakan idiom yang khas dari Agus. Dunia pewayangan rupanya amat menarik hati pelukis kelahiran Pandeglang, Banten ini. Dalam kanvas-kanvasnya, apabila Agus mengerjakan obyek wayang, terasa ada kekayaan.



Penuh warna meriah dan humor yang membersit di sana-sini, agus juga terampil menangkap segi-segi lucu kehidupan. Dinyatakan sebagai salah seorang cikal-bakal seni lukis Indonesia, Agus pendiri dan Ketua Persagi (Persatuan Ahli Gambar Indonesia) organisasi pertama para seniman senirupa Indonesia periode 1938-1942.



Kuda Kepang (1975), cat air, 50 x 68 cm


Cita-cita yang terkandung dalam Persagi sering disebut menyatu dengan cita-cita pergerakan nasional. Reproduksi lukisannya banyak mengisi buku koleksi lukisan Presiden Soekarno, yang dicetak di Beijing 1960-an. Ia menerima pendidikan kesenian dari Akademi Seni rupa Amsterdam, Belanda.





Kadang-kadang sambil bergurau, Agus menertawakan dirinya yang bekerja seni untuk seni, dengan mengorbankan karir sebagai calon jenderal. April 1976 ia berpameran tunggal di TIM, Jakarta. Yang pertama kali setelah absen berpameran tunggal selama 40 tahun. Lebih dari 70 buah lukisan dipajangnya. Tampak percobaan untuk beranjak dari seni-sosok menuju lukisan-lukisan yang sifatnya abstrak, atau semi-abstrak. Ia mencita-citakan lahirnya corak seni-lukis Indonesia yang khas.



Bukan perbedaan-perbedaan bentuk, katanya, akan tetapi sari. Tetapi lebih penting dari itu adalah corak pribadi, tutor mantan tentara dengan 11 tanda jasa ini, ia lalu menyebut nama Affandi sebagai yang sudah punya corak kepribadian.

Kesenian bundengan





Merupakan bentuk kesenian langka dan mungkin satu-satunya di Wonosobo malah mungkin di Indonesia. Alat yang digunakan berupa sebuah Koangan (Alat untuk menggembala bebek), yang terbuat dari pelepah bambu (Jawa : clumpring) serta ijuk dan biasanya digunakan untuk menyanyi para penggembala ternak angsa, kemudian dalam perkembangannya dapat untuk mengiringi berbagai nyanyian pop, dangdut, qosidah dan bahkan dapat

Tari Cepetan






Dinamakan tari cepetan karena wajah para penarinya dicorang-coreng (Jawa=cepat-cepot) namun sekarang tidak lagi, melainkan hanya ditutup dengan kain. Lagu pengiringnya berbahasa Indonesia yang tidak sempurna dan bernafaskan Islam

Tari Lengger






Berasal dari kata "le", panggilan untuk anak laki-laki dan "ger" dari kata geger yang artinya gaduh. Tarian lengger ini mulanya dibawakan oleh laki-laki yang dirias seperti wanita dan dibawakan oleh sembilan penari. Ada sejenis tarian lain serupa yaitu "Gambyong Lengger" yang biasanya disajikan sebagai tari untuk sambutan.

Kesenian Kuda Kepang

Sawahlunto dikenal dengan sebutan kota budaya atau kota multi etnis atau kota multicultural, dimana terdapat banyak sekali grup kesenian yang mewakili daerah asalnya masing-masing. Beragam dan berbudaya,... sesuai dengan aneka ragam suku dan budaya masyarakat di sana. Ada Randai, saluang, gamaik (yang mewakili kesenian minangkabau), ada juga paguyuban batak, ada juga barongsai (tionghoa), ada Paguyuban sunda dan ada juga campur sari, keroncong, wayang dan Kuda kepang yang mewakili suku jawa. Saat ini, saya ingin sedikit bercerita tentang salah satu kesenian tradisonal yang dimiliki oleh Kota Wisata Sawahlunto, yaitu Kuda Kepang.

Kuda Kepang atau jaran kepang atau kuda lumping adalah salah satu kesenian tradisional jawa yang terdapat di Kota Sawahlunto. Saya sendiri kurang begitu tau, sejak kapan tradisi kuda kepang ini ada dan bagaimana asal muasalnya. Tapi yang saya tau, sejak kecil saya sudah mengenal kesenian kuda kepang ini di kota sawahlunto. Dan mungkin kesenian ini adalah salah satu kesenian favorit ku sedari dulu.

Kuda Kepang sendiri adalah kesenian jawa yang "mengundang" arwah para leluhur. Dengan di iringi alunan gamelan dan gendang. Kesenian ini dimulai dengan tarian para penari kuda lumping. Dengan dandanan seperti para punggawa kerajaan, para penari naik keatas kuda-kuda-an yang terbuat dari kulit bambu (gedek bahasa sawahlunto-nya). Mereka mulai meliuk-liukan badan dan bergoyang sesuai dengan alunan musik yang dimainkan. Tariannya lebih kurang sama seperti jaipongan.

Alunan musik yang indah tersebut semakin lama akan semakin meriah dengan gendang yang mulai berdentum dentam. Di sinilah episode pemanggilan arwah para leluhur tersebut dimulai. Saat irama musik mulai memanas maka satu per satu para penari mulai bergulinagn di tanah. Tubuhnya mengejang dan tatap matnya berubah tajam. Yah.. saat itu, dia bukanlah manusia lagi...! Arwah leluhur telah masuk kedalam tubuh para penari...! Sebuah keindahan seni yang memadukan musik tradisional dan "dunia lain".

Arwah leluhur yang meminjam tubuh manusia tadi, akan ikut bergoyang sesuai dengan irama musik gamelan dan degung yang dimainkan. Menurut beberapa orang, jaman dulu hiburan gamelan, degung dan jaipongan adalah musik dunia dugem masa itu. Jadi arwah leluhur yang masuk ke tubuh manusia tadi akan merasa sedang bermain atau sedang berjoged di masa nya dahulu. Arwah yang masuk pun akan berbeda-beda di setiap tubuh manusia. Ada yang bertingkah seperti monyet, ada yang bertingkah seperti sinden/penyanyi, ada yang bertingkah seperti mandor, ada yang bertingkah seperti pelawak dll.

Jadi jika anda dan rombongan datang ke sawahlunto, silahkan hubungi Dinas Pariwisata Kota Sawahlunto untuk mem-booking kesenian kuda kepang ini. Seakan kurang lengkap jika anda datang ke sawahlunto, tetapi tidak melihat atraksi dan pertunjukan seni kuda kepang ini. Biasanya, kuda kepang akan enak dinikmati pada waktu weekend, seperti sabtu atau minggu sore.

Anda akan diberi hiburan yang menyenangkan. Selain tingkah lucu para arwah leluhur yang kadang mengocok perut, ada juga yang makan kaca/beling, ada yang makan ayam hidup-hidup, ada yang membuka kelapa dengan gigi,.. dan yang lebih hebatnya lagi ada yang bisa mengobati penyakit atau anda bisa meminta pagar diri/tameng diri dari segala hal yang berbau mistik. Saat saya menyaksikan pagelaran kuda kepang ini, saya melihat seorang bapak yang menggendong anaknya yang tengah sakit. Bibir si anak pucat dan badannya terlihat lemah dan tak bertenaga. Saya penasaran dan membantu bapak tersebut menggendong anaknya, dan ternyata badan anak tsb sangat panas dan berkeringat. Sambil membaca sedikit mantra, arwah leluhur yang meminjam tubuh manusia tadi memberikan air minum yang berisi doa dan membasahi wajah dari anak yang sakit tadi. kemudian dia meminta dibawakan kelapa muda. Setelah dikupas dengan gigi nya sendiri, air kelapa tersebut di campur dengan beberapa kembang/bunga untuk diminum oleh si anak yang sakit di rumah nanti. Percaya gak percaya sih.. Tapi melihat banyak nya masyarakat sawahlunto yang menggunakan "jasa" arwah leluhur ini untuk mengobati penyakit,..bisa dibilang mereka percaya dengan pengobatan para arwah leluhur ini. Dan termasuk saya yang pernah meminta pagar diri sebelum merantau ke luar sawahlunto....

Barongan






Ha, ni la yang dinamakan Barongan, kalau ikut wikipedia, gabungan burung Merak dan Singa (ada kait mengait dengan cerita binatang zaman Nabi Nuh, entah la). Yang laki bertopeng kat depan tu, dipanggil Pamung kot, if xsalah aku lah..

Zapin Johor





Ni lak, Zapin Johor. Cun gilos budak2 ni menari. Aku dulu pernah belajar sket time masuk Palapes, tapi setakat J-Robik je la. Kira okai la tu. Ngeee..

kuda kepang





Ha, ni la kuda kepang kalau hangpa nak tau. Ada iras2 dalam cerita Pontianak Harum Sundal Malam 2 sket.

tarian kuda kepang



kuda kepang mengiringi pengantin lelaki.. selain itu, mat2 motor dan lori2 logistic juga turut hadir...

Friday, March 5, 2010

Tari Bangilun




Tari keprajuritan dengan ciri khas para penarinya mengenakan kaca mata hitam. Tari ini diiringi dengan nyanyian bersama dengan lirik lagu yang diambil dari Kitab Berjanji yang dilagukan sedemikian rupa.

Tari Jaran Kepang




Biasanya dibawakan oleh 7 orang penari, satu penari sebagai plandang (pemimpin) dan enam lainnya sebagai prajurit. Tarian ini didasarkan pada Legenda Raden Panji Asmoro Bangun yang sedang mencari kekasihnya yang bernama Dewi Sekartaji.
Para penari menaiki jaran (kuda) yang terbuat dari anyaman bambu atau kepang. Pemimpin tari biasanya membawa pecut/cemeti atau cambuk yang biasa digunakan alat bantu dalam mengendalikan kuda. Tarian ini disebut juga jathilan.



Kuda Kepang ialah tarian tradisi yang masih diamalkan di daerah-daerah tertentu di Malaysia. Dipercayai berasal dari Indonesia dan dibawa masuk ke Semenanjung Malaysia oleh imigren dari Indonesia. Mula bertapak di Johor dan berkembang ke negeri-negeri lain di pantai barat Semenanjung. Permainan Kuda Kepang diamalkan di negeri Selangor di daerah-daerah Bukit Ceraka Jeram, Tanjung Karang Pasir Panjang dan Sungai Nibong.

Jumlah pemain Kuda Kepang bergantung kepada guru dalam mengendalikan anak buahnya. Walau bagaimanapun, jumlah pemainya mestilah ganjil.

Permainan Kuda Kepang diiringan dengan bunyi-bunyian. Ada lima jenis peralatan muzik pengiring iaitu, bonang, kenong, gendang, gong, dan bedok. Selain alat muzik, terdapat juga peralatan lain yang digunakan dalam permainan ini umpamanya patung kuda yang diperbuat daripada papan nipis atau anyaman rotan atau kulit lembu.


Dalam satu-satu permainan lengkap Kuda Kepang ia ada lima peringkat tarian. Peringkat pertama dinamakan "tarian permulaan permainan". Pada peringkat ini pemain akan mengadakan tarian sembah hormat kepada penonton. Peringkat kedua pula dinamakan "tarian pusing gelanggang". Peringkat ketiga dinamakan "tarian persembahan. Peringkat keempat dinamakan "tarian silang" dan peringkat kelima dinamakan "tarian lompat". Pada peringkat kelima pemain pula tidak sedar akan diri dan menjadi ganas. Sebaik sahaja gendang dihentikan pemain-pemain tidak lagi mempunyai panduan untuk bermain dan mereka serta-merta menjadi lemah.

Tarian Kuda Kepang sering diadakan dalam mejlis-mejlis kenduru kahwin atau upacara-upacara tertentu untuk menyambut para pembesar yang mengunjungi daerah-daerah tertentu.



Bertempat di PRPP Semarang Jawa Tengah, Sabtu 5 Agustus 2006 Pukul 18.30 - 17.50 WIB telah dilangsungkan pentas kesenian daerah Kuda Kepang dari Paguyuban Seni Gralis Budoyo dari Desa Wonorejo Kecamatan Wonopringgo. Pentas kesenian tersebut dalam rangka mengisi acara panggung hiburan kesenian daerah Mega Jateng Expo 2006.


Dalam pengantar sambutannya, Ismu Syamsudin, S.Kar (Plt. Kepala Kantor Pariwisata dan Kebudayaan Kab. Pekalongan) selaku pembina kebudayaan kesenian daerah di Kabupaten Pekalongan, menyatakan bahwa kesenian daerah yang dimiliki oleh Kabupaten Pekalongan sebenarnya tidak hanya Kuda Kepang saja, namun karena Paguyuban Kesenian Kuda Kepang Gralis Budoyo telah 3 kali menjadi nominasi Juara dalam lomba kesenian daerah tingkat Kabupaten Pekalongan, maka diputuskan kesenian Kuda Kepang ini yang dipentaskan. Dalam pentas ini selain disajikan alunan gending/musik gamelan khas pesisiran juga ditampilkan atraksi kuda kepang yang dibumbui dengan aroma magic dimana para pemainnya mengalami "trance/kesurupan" sehingga gerak geriknya mengundang perhatian para penonton PRPP yang malam minggu tersebut sangat padat/antre.

Pentas malam minggu tersebut dibagi dua sesi. Duta kesenian Kabupaten Pekalongan mendapat jatah waktu sesi pertama, sedangkan sesi kedua yang dimulai Pk.20.00 WIB diisi oleh kesenian rakyat dari Kabupaten Blora dengan menampilkan atraksi Barongan. M. Salim selaku Pimpinan Paguyuban Kesenian Gralis Budoyo menyatakan bahwa kesenian kuda kepang ini sering dipentaskan di dalam maupun luar daerah Kabupaten Pekalongan. " Belum lama ini kami juga pentas di Taman Maerokoco Semarang, dan kami berharap dengan pementasan kesenian kuda kepang ini dapat menjadi cara untuk nguri-uri (melestarikan) budaya kesenian daerah yang ada", demikian ujarnya. M. Salim bertindak pula sebagai pawang yang memimpin acara ritual (magic) pementasan Kuda Kepang. Peserta pentas sebanyak 50 orang terdiri dari para penari kuda kepang, pengrawit, sinden dan tim pendamping dari Kantor Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Pekalongan. Sebelum pentas, para pendukung acara kesenian ini transit terlebih dulu di Anjungan Kabupaten Pekalongan (Rumah Kaji) Taman Maerokoco Semarang. (ei-Kapeditel).

Thursday, March 4, 2010

Tarian Kuda Kepang




Kuda kepang merupakan satu permainan tradisi yang amat digemari oleh penduduk Johor, terutamanya yang berketurunan Jawa. Kuda kepang berupa satu patung anyaman yang dibentuk seperti seekor kuda tanpa kaki. Ia diperbuat daripada buluh yang dianyam atau kulit binatang yang dicorakwarnakan untuk menjadi lebih menarik.

Lazimnya satu kumpulan kuda kepang mempunyai 10 hingga 15 orang penari. Salah seorang daripada mereka bertindak sebagai ketua (dayang). Pada peringkat awalnya, semua gerak geri penari adalah atas arahan dayang yang menggunakan tali untuk mengawal permainan. Tarian ini biasanya dipertunjukkan di majlis-majlis keramaian untuk memeriahkan lagi suasana seperti sewaktu menyambut orang-orang kenamaan, meraikan majlis perkahwinan dan di hari-hari perayaan. Terdapat berbagai pendapat mengenai asal usul tarian ini.

Ada pendapat yang mengaitkan asal usulnya dengan Wali Songo yang hidup di Tanah Jawa pada abad ke-15. Dalam usaha mengembangkan Islam di kawasan pedalaman di Jawa,Wali Songo menghadapi kesulitan untuk mendekati orang-orang di sana. Beliau mendapat idea untuk menari-nari sambil menunggang kuda. Dalam peralihan waktu, kuda-kuda itu ditukar dengan kulit binatang atau buluh bagi menggantikan kuda sebenar.Ada pula yang berpendapat asal usul tarian ini ada kaitan dengan Saidina Ali. Untuk meniru gerak langkah bala tentera Saidina Ali maka lahirlah tarian kuda kepang.

Pendapat lain pula menghubungkan asal usulnya dengan alam kayangan. Seekor kuda kayangan bernama Kuda Sembrani dikatakan turun di Jawa untuk mencari kawannya yang hilang. Setelah berjumpa mereka menari-nari keseronokan. Menurut kepercayaan, kuda kepang dikuasai oleh sejenis kuasa ghaib. Lantaran itu, satu upacara khas perlu dilakukan sebelum bermain. Jika ia gagal dilakukan mungkin sesuatu yang tidak diingini akan menimpa para pemain dan juga penontonnya. Upacara ini bermula dengan istiadat memuja roh. Setelah itu bomoh akan menjampi untuk istiadat membuka gelanggang yang biasanya berukuran 40m x 60m.

Bomoh juga akan menyediakan sajian untuk penunggu. Sajian itu ialah kelapa, beras, pisang masak, kemenyan, kain putih, jarum, benang, ayam putih, padi, telur dan bunga rampai. Bilangan minima penari ialah sembilan orang dan maksimanya 15 orang. Penari-penari ini biasanya terdiri daripada kaum lelaki sahaja. Tarian dicipta oleh guru yang mengajar kumpulan itu sendiri. Tarian-tarian yang selalu dipersembahkan ialah tarian Sola, Selendang,Pak Tani, Pucuk Rebung, Perjuangan, Mempertahankan Diri dan sebagainya. Lenggang-lenggok di dalam tarian ini dinamakan Lenggang Kiprah.

Satu perkara yang menarik di dalam tarian ini ialah kerana seringnya terdapat beberapa orang penari akan naik syeikh (mabuk) setelah persembahan rasmi tamat. Mereka yang "naik syeikh" ini boleh melakukan gerak geri aneh yang pasti tidak dapat dilakukan dalam keadaan siuman. Umpamanya, melompat setinggi enam atau tujuh kaki, meniti diatas sebatang buluh atau kayu licin ataupun seutas tali, juga mengupas kelapa dengan gigi. Semasa penari-penari sedang "naik syeikh" , bunyi-bunyian pengiring penari akan terus dimainkan. Jikalau tidak mereka naik berang dan menerkam pemain-pemain bunyi-bunyian tersebut.

Apabila gerak langkah penari-penari itu semakin liar dan tidak dapat dikawal, bomoh akan membaca mentera ke ubun-ubun atau telinga mereka setelah mereka ditangkap dan direbahkan oleh pegawal-pegawal yang cekap.Setelah itu mereka akan pulih dalam keadaan letih lesu. Adalah dipercayai bahawa selain dari hiburan, tarian kuda kepang juga boleh digunakan untuk menyembuhkan penyakit ganjil seperti dirasuk hantu,diresapi roh orang mati dan sebagainya.

Dipercayai juga bahawa kuda kepang ini hendaklah diletakkan disuatu tempat khusus.Jika diletakkan di sembarangan tempat roh kuda kepang itu akan mengamuk dan merosakkan pertunjukan-pertunjukan yang akan datang. Alat bunyi-bunyian yang sering mengiringi tarian kuda kepang ialah angklong (alat utama), gendang, gong ( berbentuk bulat dan diperbuat dari gangsa), kinong (seperti gong tetapi lebih kecil), jidor ( seperti rebana besar), soron kecil (dibuat dari tembaga yang dititik supaya melengkung dan lekuk seperti ruas buluh) dan bonang (dibuat dari tembaga,ditengahnya bonjol bulat kira-kira lapan garis pusat). Bagaimanapun tidak semua alat ini digunakan dalam satu-satu tarian. Pemilihannya terletak kepada budi bicara kumpulan-kumpulan berkenaan .Bentuk pakaiannya pula terserah kepada kehendak kumpulan tetapi ia hendaklah seragam.

Membudayakan semula seni kuda kepang




21 Disember, Sungai Mas - Tarian kuda kepang merupakan salah satu kebudayaan masyarakat Jawa yang sedikit masa lalu berkembang pesat khususnya ketika perayaan-perayaan seperti majlis perkahwinan, keraian dan sebagainya. Namun begitu seni tersebut kini hampir tenggelam berikutan peredaran masa dan kemunculan teknologi maklumat yang semakin canggih hari ini.

Menyedari hakikat itu seorang aktivis tempatan, Rabu Paimin, 55, dari Bandar Sungai Mas di sini telah menggerakkan semula tarian kuda kepang dengan menubuhkan persatuan yang dikenali Kesenian Kebudayaan Jarum Kepang Sungai Mas.

Rabu berkata, persatuan itu yang ditubuhkan sejak sembilan bulan lalu kini dianggotai oleh 39 ahli yang terdiri daripada anak-anak muda dan golongan belia di sekitar kawasan tersebut.

Menurutnya, beliau yang mewarisi seni itu dari arwah bapanya, Paimin Ahmad, ingin memperkenalkan dan memastikan seni budaya tersebut diketahui dan dihayati oleh orang ramai khususnya generasi kini.

“Bagi memebolehkan mereka mengetahui secara mendalam, kami mengadakan latihan setiap malam Sabtu dan Ahad dengan dikendalikan seorang pembantu, Salam Paiman.

“Saya tidak menduga diperingkat awal saya memperkenalkan seni ini, ia mendapat sambutan yang menggalakkan dimana ramai golongan anak-anak muda dan belia menyatakan hasrat untuk menyertai kumpulan kami,” katanya.

Jelas Rabu lagi, kumpulan itu telah mendapat perhatian apabila sering diundang mengadakan persembahan di majlis-majlis keraian termasuk majlis perkahwinan dan majlis rasmi pemimpin masyarakat.

Rabu memberitahu, lazimnya setiap persembahan mengambil masa sekitar setengah jam yang merangkumi pakej tarian kuda kepang, silat, dan pentol (watak yang memakai topeng).

“Apa yang membanggakan kami, menerusi kewujudan persatuan ini ia bukan sahaja dapat mengembangkan seni budaya malah dapat mengelakkan para belia dari gejala sosial dengan mengisi masa mereka bagi menyertai persatuan seperti ini yang mampu mengeratkan hubungan masyarakat setempat tanpa mengenal usia,” katanya.

kuda kepang



gambar kuda kepang

Tuesday, March 2, 2010

Pantang

Kumpulan pemain kuda kepang diperlukan menyerahkan pengeras kepada Tok Bomoh untuk persembahan. Pengeras ini terdiri daripada kemenyan, air mentah, nasi campur dengan lauk ayam dan sayur, serta beberapa jenis kuih. Selain itu, kumpulan pemain juga dikehendaki menyerahkan wang sebanyak RM2.25 kepada tuan rumah atau penganjur untuk Tok Bomoh persembahan. Kumpulan pemain mengenakan bayaran yang tidak kurang dari RM200 untuk setiap persembahan.

Sebagai pantang larangan dalam permainan kuda kepang, pemain-pemain tidak boleh diacah semasa dalam permainan atau ketika sedang mabuk kerana ditakuti akan melarat dan menjadikan keadaan tidak terkawal. Pemain-pemain juga tidak boleh melihat kain merah kerana ini merupakan pantang larangan semulajadi. Selain itu, pemain-pemain juga tidak boleh terlihat kaca kerana takut bahawa mereka akan makan kaca itu.

Cara permainan

Kuda kepang biasanya dipersembahkan di tempat terbuka atau di atas pentas yang besar. Sebelum tarian bermula, Tok Bomoh akan membakar kemenyan dan membaca jampi untuk memberikan tenaga kepada kuda-kuda. Beliau menggunakan telur mentah, bunga, rumput, dan air untuk persembahan.

Dikawali oleh seorang "danyang" yang melecutkan pecut untuk menentukan rentak tarian, setiap penari akan naik ke atas kuda masing-masing. Apabila muzik mula bergema, penari-penari yang dipimpin oleh "danyang" itu masuk ke gelanggang. Rentak muzik bermula dengan perlahan dan agak membosankan. Setiap penari akan menunggang dan memacu kuda menurut pola yang ditentukan oleh rentak dan irama lagu itu.

Ketika muzik menjadi lebih pantas, kuda-kuda akan menderap dengan lebih laju. Kekadang pihak penganjur akan merentang kain licik untuk pemain menitinya. Penari-penari boleh melakukan pergerakan yang aneh dan luar biasa seperti bersilat melompat-lompat setinggi enam kaki dan sebagainya. Semasa penari dalam keadaan sedemikian, bunyi-bunyian yang mengiringi tarian ini akan bertambah rancak. Kononnya jika alunan muzik tidak rancak, penari-penari akan akan menerkam atau menendang pemain muzik seakan-akan kuda yang sedang berang.

Penari-penari menari selama dua jam sehingga mengalami keadaan bersawai, terpukau dengan kehebatan pergerakan-pergerakan mereka. Ketika mabuk, mereka kekadang akan bermimpi menunggang kuda yang benar sambil menari-nari dengan iringan muzik. Disebabkan itu, mereka mencuba mengejar muzik itu. Keadaan ini dipanggil "naik syeh". Jika keadaan bertambah liar dan tidak dapat dikawali, Tok Bomoh akan mengarahkan pengawal-pengawal yang ditempatkan di setiap sudut gelanggang untuk menangkap dan merebahkan mereka ke tanah, dan seterusnya Tok Bomoh akan membaca jampi untuk memulihkan mereka.

Peralatan




Peralatan permainan kuda kepang terdiri daripada:

* lima buah angklung
* sebuah gendang
* beberapa gong
* sekurang-kurang sembilan kuda
* sebatang pecut
* serantai tali sepanjang 100 kaki (30 meter).

Angklung yang berbentuk empat segi diperbuat daripada buluh dan rotan dan dimainkan dengan cara menggoyangkan dan menggoncangkan buluh tersebut. Gabungan bunyi nyaring daripada buluh yang kecil serta bunyi bergema daripada buluh yang besar menghasilkan bunyi yang indah dan menarik.

Gendang diperbuat daripada kayu leban dan kulit lembu, sedangkan pengikatnya diperbuat daripada rotan. Gendang ini yang dipalu mengikut irama yang tertentu berdiameter lebih kurang tiga kaki. Gong menyedapkan lagi bunyi muzik pengiring. Pecut diperbuat daripada kedua-dua buluh dan tali yang dipintal menjadi satu. Fungsi pecut adalah untuk mengarah dan mengawal permainan, iaitu penari-penari kuda kepang. Selain itu, perkakas yang penting ialah kuda yang diperbuat daripada kulit lembu dan dibentukkan menyerupai kuda dan diwarnakan merah, putih, atau kelabu. Tali digunakan untuk membuat pagar bagi mengelakkan penari-penari yang mabuk daripada berkeliaran serta untuk memudahkan bomoh mengawal tarian.

Bilangan pemain

Permainan kuda kepang memerlukan sekurang-kurang 25 orang seperti berikut:

* 9 orang penari
* 5 orang pemain muzik
* 2 orang yang bertindak sebagai "Bomoh Pemulih"
* 9 - 15 orang penjaga kawasan.

Bagaimanapun dalam sesuatu persatuan, jumlah ahlinya adalah sebanyak 40 orang. Seorang daripada penari-penari itu bertindak sebagai pemimpin yang dipanggil "Danyang". Pemain-pemain biasanya berpakaian seragam.

kudang kepang



Permainan kuda kepang ialah sejenis tarian pahlawan berkuda yang berasal dari Jawa, Indonesia. Ia turut dibawa oleh penghijrah-penghijrah ke Tanah Melayu. Permainan ini kini merupakan salah satu permainan rakyat di Indonesia dan Malaysia, khususnya di negeri Johor, dan biasa dimainkan di majlis perkahwinan atau di majlis keramaian.
 
Copyright © 2010 kudang kepang | Design : Noyod.Com | Images : Red_Priest_Usada, flashouille